BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Penggunaan suatu bahan didasarkan pada sifat-sifat dari
bahan tersebut. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui sifat-sifat
dari berbagai jenis zat, baik unsur, senyawa maupun campuran.
Kita membedakan sifat-sifat zat atas sifat fisis dan
sifat kimia. Sifat fisis menyangkut penampilan (seperti wujud, kekerasan,
warna, bau, dan rasa), serta sifat-sifat yang tidak melibatkan pengubahan zat
itu menjadi zat lain (seperti jari-jari atom, titik leleh, titik didih, kalor
jenis). Sifat kimia berkaitan dengan reaksi-reaksi yang dapat dialami oleh zat
itu, seperti kereaktifan, daya oksidasi, daya reduksi, sifat asam, dan sifat
basa. Sifat kimia zat berkaitan dengan sifat fisis tertentu dari zat itu.
Misalnya kereaktifan berkaitan dengan energi ionisasi, sedangkan energi
ionisasi berkaitan dengan jari-jari atom. Oleh karena itu, untuk memahami
sifat-sifat kimia zat, kita harus mengetahui sifat-sifat fisis yang
mendasarinya.
B. Identifikasi
Dari
uraian latar belakang di atas, maka timbullah berbagai masalah yang dapat di
indentifikasi, yaitu sebagai berikut:
1.
Apa pengertian dari gas mulia ?
2.
Apa sajakah sifat-sifat dari gas mulia ?
3.
Apa yang dimaksud dengan halogen ?
4.
Apa sajakah sifat-sifat dari halogen ?
C. Pembatasan
Setelah
mengindentifikasi masalah yang dikemukakan diatas, maka penelitian ini dibatasi
hanya pada pengertian dan pemahaman mengenai gas mulia dan halogen.
D. Tujuan
Makalah
ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui pengertian dari gas
mulia.
2.
Untuk mengetahui sifat-sifat dari gas
mulia.
3.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan halogen.
4.
Untuk mengetahui sifat-sifat dari
halogen.
E. Manfaat
Hasil
yang diperoleh dari makalah ini diharapkan :
1.
Kita dapat mengetahui pengertian dari gas
mulia.
2.
Kita dapat mengetahui sifat-sifat dari
gas mulia.
3.
Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud
dengan halogen.
4.
Kita dapat mengetahui sifat-sifat dari
halogen.
5.
Sebagai bahan acuan untuk materi
pembelajaran kimia SMA tentang gas mulia dan halogen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gas
Mulia
Gas
mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA (18). Disebut mulia karena unsur-unsur
ini sangat stabil (sangat sukar bereaksi). Ada 2 sifat dari gas mulia, yaitu
sebagai berikut :
1.)
Sifat-sifat Fisis Gas Mulia
Beberapa
data fisis dari gas mulia diberikan pada Tabel 3.6.
Tabel
3.6 Beberapa Data Fisis Unsur Gas Mulia
Sifat
|
He
|
Ne
|
Ar
|
Kr
|
Xe
|
Rn
|
Nomor atom
|
2
|
10
|
18
|
36
|
54
|
86
|
Elektron
Valensi
|
2
|
8
|
8
|
8
|
8
|
8
|
Jari-jari atom (A)
|
0,50
|
0,65
|
0,95
|
1,10
|
1,30
|
1,45
|
Titik leleh (oC)
|
-272,2
|
-248,6
|
-189,4
|
-157,2
|
-111,8
|
-71
|
Titik didih (oC)
|
-268,9
|
-246,0
|
-185,9
|
-153,4
|
-108,1
|
-62
|
Energi
Pengionan (kJ mol -1)
|
2640
|
2080
|
1520
|
1350
|
1170
|
1040
|
Afinitas
elektron (kJ mol-1)
|
21
|
29
|
35
|
39
|
41
|
41
|
Densitas (g L-1)
|
0.178
|
0,900
|
1,78
|
3,73
|
5,89
|
9,73
|
Seperti
tampak pada Tabel 3.6, gas mulia mempunyai titik leleh serta titik didih yang
sangat rendah. Titik didih helium mendekati nol absolut (0 K). Titik didih gas
mulia hanya beberapa derajat di atas titik lelehnya. Rendahnya titik didih gas
mulia dapat diterangkan sebagai berikut. Seperti telah diketahui, gas mulia
terdapat molekul monoatomik. Gaya tarik-menarik antarmolekulnya hanyalah gaya
London (gaya dispersi) yang lemah. Oleh karena itu, gas mulia hanya akan mencair
atau menjadi padat jika energi molekul-molekulnya menjadi sangat dilemahkan,
yaitu pada suhu yang sangat rendah. Dari atas ke bawah, seiring dengan
bertambahnya massa atom relatif, gaya dispersi semakin besar dan titik leleh
serta titik didihnya juga meningkat.
2). Sifat-Sifat Kimia
Gas Mulia
Dunia
kimia seperti terguncang ketika pada tahun 1962, Bartlett berhasil membuat
senyawa stabil dari xenon, yaitu XePtF6. Penemuan itu telah
mendobrak kegaiban gas mulia. Tidak lama kemudian, ahli riset lainnya dapat
membuat berbagai senyawa dari xenon, radon, kripton. Radon ternyata dapat
bereaksi spontan dengan fluorin, sedangkan xenon memerlukan pemanasan atau
penyinaran untuk memulai reaksi. Kripton lebih sukar, hanya bereaksi dengan
fluorin jika disinari atau jika diberi loncatan muatan listrik. Sementara
helium, neon, dan argon, ternyata lebih sukar lagi bereaksi dan belum berhasil
dibuat suatu senyawa dari ketiga unsur itu.
Kereaktifan
gas mulia bertambah besar sesuai dengan pertambahan jari-jari atomnya, yaitu
dari atas ke bawah. Pertambahan jari-jari atom mengakibatkan daya tarik inti
terhadap elektron kulit luar berkurang, sehingga elektronnya semakin mudah
ditarik oleh atom lain. Walaupun senyawa gas mulia telah berhasil dibuat, namun
tetap harus diakui bahwa unsur gas mulia lebih stabil dari semua golongan
lainnya. Unsur gas mulia hanya dapat berikatan dengan unsur yang sangat
elektronegatif, seperti fluorin dan oksigen.
B. Halogen
Unsur-unsur
golongan VIIA disebut halogen. Nama itu berasal dari bahasa Yunani yang berarti
“pembentuk garam”. Dinamai demikian karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi
dengan logam membentuk garam.
Unsur-unsur
halogen mempunyai 7 elektron valensi pada subkulit ns2 np5.
Konfigurasi elektron yang demikian membuat unsur-unsur halogen bersifat sangat
reaktif. Halogen cenderung menyerap satu elektron membentuk ion bermuatan
negatif satu. Ada 2 sifat dari gas mulia, yaitu sebagai berikut :
1). Sifat-Sifat Fisis
Beberapa
data fisis halogen diberikan pada tabel 3.7.
Sifat
|
Fluorin
|
Klorin
|
Bromin
|
Iodin
|
Nomor atom (Z)
Konfigurasi
elektron
Titik cair (oC)
Titik didih (oC)
Rapatan (g/cm3)
Energi
pengionan pertama (kJ mol-1)
Afinitas
elektron (kJ mol-1)
Keelektronegatifan
(skala Pauling)
Potensial
reduksi standar (volt)
X2
+ 2e- 2X-
Jari-jari
kovalen, A
Jari-jari ion
(X-), A
Energi ikatan
X-X (kJ mol-1)
|
9
[He]2s2p5
-220
-188
1,69 x 10-3
1681
-328
4,0
2,87
0,64
1,19
155
|
17
[Ne]3s23p5
-101
-35
3,21 x 10-3
1251
-394
3,0
1,36
0,99
1,67
242
|
35
[Ar]3d104s24p5
-7
59
3,12
1140
-325
2,8
1,06
1,14
1,82
193
|
53
[Kr]4d105s25p5
114
184
4,93
1008
-295
2,5
0,54
1,33
2,06
151
|
-
Struktur halogen
Dalam
bentuk unsur, halogen (X) terdapat sebagai molekul diatomik (X2).
Molekul X2 dapat mengalami disosiasi menjadi atom-atomnya.
-
Wujud halogen
Pada
suhu kamar, fluorin dan klorin berupa gas, bromin berupa zat cair yang mudah
menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang mudah menyublim.
-
Warna dan aroma halogen
Fluorin
berwarna kuning muda, klorin berwarna hijau muda, bromin berwarna merah tua,
iodin padat berwarna berwarna hitam sedangkan uap iodin berwarna ungu. Semua
halogen berbau rangsang dan menusuk.
-
Kelarutan halogen
Kelarutan
dalam air berkurang dari fluorin ke iodin. Fluorin tidak sekedar larut dalam
air, tetapi segera bereaksi membentuk HF dan O2. Jadi, dalam larutan
tidak terdapat lagi molekul F2 melainkan HF.
2F2
+ H2O 4HF + O2
2). Sifat-sifat kimia
a.
Kereaktifan halogen
Kereaktifan
halogen menurun dari fluorin ke iodin. Hal itu sesuai dengan keelektronegatifan
yang makin kecil dari fluorin ke iodin.
b.
Reaksi-reaksi halogen
-
Reaksi dengan logam
Halogen bereaksi dengan logam menghasilkan
halida logam dengan bilangan oksidasi tinggi.
Contoh:
2Al + 3Br2 2AlBr3
2Fe
+ 3Cl2 2FeCl3
-
Reaksi dengan hidrogen
Semua
halogen bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrogen halida (HX).
H2
+ X2 2HX (X =
halogen)
-
Reaksi dengan nonlogam dan metaloid
tertentu
Halogen
bereaksi dengan sejumlah nonlogam dan metaloid.
Contoh:
Si + 2X2 SiX4
2B + 3X2 2BX3
-
Reaksi dengan air
Fluorin
bereaksi dengan hebat dengan air membentuk HF dan membebaskan oksigen.
F2
+ H2O 2HF + 1/2O2
Halogen
yang lainnya mengalami reaksi disproporsionasi dalam air menurut kesetimbangan
sebagai berikut.
X2
+ H2O HX + HXO
-
Reaksi antarhalogen
Reaksinya
secara umum sebagai berikut.
X2
+ nY2 2XYn
Dengan
Y adalah halogen yang lebih elektronegatif dan n adalah bilangan ganjil. Senyawa antarhalogen paling mudah
dibentuk oleh fluorin. Tipe XY7 hanya dibentuk oleh I dan F, yaitu
IF7, bromin hanya membentuk sampai BrF5, sedangkan klorin
sampai ClF3
c. Daya
Oksidasi halogen
halogen
merupakan daya pengoksidasi kuat. Sebaliknya, daya reduksi ion halida (X-)
bertambah dari atas ke bawah. Daya oksidasi halogen atau daya pereduksi ion
halida dicerminkan oleh potensial elektrodenya.
F2
+ 2e 2F- Eo = +2,87 V
Cl2
+ 2e 2Cl- Eo = +1,36 V
Br2
+ 2e 2Br- Eo = +1,06 V
I2
+ 2e 2I- Eo = +0,54 V
d. Reaksi
Pendesakkan antarhalogen
Sesuai
dengan urutan daya oksidasinya yang menurun dari atas ke bawah pada sistem
periodik unsur, maka halogen yang bagian atas daapat mengoksidasi yang bagiah
bawah. Sehingga, halogen yang bagian atas dapat mendesak halogen yang bagian
bawah dari senyawanya.
Contoh :
Cl2
+ 2NaBr 2NaCl + Br2
Cl2
+ 2Br- 2Cl-
+ Br2
BAB III
METODOLOGI
A. Tempat
Dan Waktu
1. Tempat
diskusi
Diskusi
dilakukan di kampung sukawayana rt 07/02 Desa. Cikakak Kec. Cikakak Kab. Sukabumi
tepatnya di rumah Agita Safitri Putri.
2. Waktu
diskusi
Diskusi
dilakukan pada hari Sabtu, 26 November 2011.
B. Metode
Diskusi
Metode
yanng kami gunakan dalam diskusi ini adalah studi pustaka.
C. Alat
Dan Bahan
Alat
dan bahan yang kami gunakan dalam diskusi ini, antara lain buku dan situs
internet.
D. Cara
Kerja
Cara
kerja yang kami lakukan adalah dengan mengunjungi perpustakaan dan situs
internet sebagai bahan penunjang pembahasan yang kami diskusikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Gas Mulia
Gas mulia adalah unsur-unsur golongan
VIIIA, unsur-unsur tersebut sangat sukar bereaksi (sangat stabil). Ada 6 unsur
yang termasuk gas mulia yaitu: Helium, Neon, Argon, Kripton, Xenon, dan Radon.
Ada dua sifat dari gas mulia, yaitu sifat fisis dan sifat kimia.
Pada sifat fisisnya, gas mulia
memiliki titik leleh dan titik didih yang sangat rendah. Sedangkan pada sifat
kimianya, kereaktifan gas mulia bertambah besar sesuai dengan pertambahan
jari-jari atomnya yaitu dari atas ke bawah.
B.
Halogen
Halogen adalah unsur-unsur golongan
VIIA, unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Semua
unsur halogen memiliki elektron valensi 7, hal itulah yang menyebabkan halogen
bersifat reaktif. Ada 5 unsur yang termasuk halogen, yaitu: Fluorin, Clor,
Bromin, Iodin, dan Astatin. Ada dua sifat dari halogen, yaitu sifat fisis dan
sifat kiia.
Sifat-sifat fisis halogen dapat
dilihat dari struktur, wujud, warna dan aroma, serta kelarutan halogennya.
Sedangkan sifat-sifat kimia halogen dapat ditemukan pada kereaktifan,
reaksi-reaksinya terhadap suatu zat atau benda, daya oksidasi, dan reaksi
pendesakkan antarhalogen.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sifat-sifat unsur kimia dapat kita
ketahui dari sifat fisis dan kimianya. Sama seperti pada unsur-unsur dari gas
mulia dan halogen. Dari sifat fisis kita dapat mengetahui penampilan dari suatu
unsur namun tanpa melibatkan pengubahan zat itu menjadi zat lain, serta dari
sifat kimianya kita dapat mengetahui reaksi-reaksi yang dapat dialami oleh zat
itu, seperti kereaktifan, daya oksidasi, daya reduksi, sifat asam, dan sifat
basa.
B.
Saran
Laporan hasil diskusi ini masih
belum mencapai sempurna, sehingga pembaca dapat menambahkan atau menghapus
bagian yang kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Kimia XII Semester Gasal Dan Genap, Penerbit Erlangga.
Alamat
Web: WWW.GOOGLE.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar