Kamis, 26 April 2012

Makalah Seni Lukis Surealisme


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

            Dalam perkembangan seni rupa modern di Indonesia. Berkembang pula beberapa aliran-aliran seni rupa, khususnya aliran seni lukis yang di pengaruhi oleh barat. Aliran seni lukis tersebut muncul di eropa pada abad ke-19 yang di pengaruhi oleh pesatnya perkembangan di bidang ilmu dan teknologi. Penemuan teori-teori baru itu kemudian di jadikan kaidah seni yang berlaku dalam ikatan kelompok pendukungnya, maka lahirlah suatu aliran atau paham dalam seni yaitu : aliran lukisan Klasisme, Neo Klasisme, Romantisme, Realisme, Naturalisme, Impresionisme, Pointilisme, Ekspresionisme, Kubisme, Futurisme, Abstrak, Dadaisme, Surealisme, Pop Art, Optical Art.
Aliran lukisan ini masingmasing mempunyai cirri dan teknik yang berbeda sehingga dapat di bedakan dengan melihat contoh karyanya.

B.   Identifikasi
1.      Apa yang di maksud dengan lukisan aliran Surealisme?
2.      Bagaimanakah sejarah dari lukisan aliran Surealisme
3.      Apa ciri-ciri dari lukisan aliran Surealisme?
4.      Bagaimanakah teknik dari lukisan aliran Surealisme?
5.      Siapa sajakah tokoh-tokoh Surealis dan contohnya?

C. Pembatasan
            Setelah mengidentifikasi yang dikemukakan diatas, maka penelitian ini dibatasi hanya pada pengertian dan pemahaman mengenai lukisan aliran Surealisme.

D. Tujuan

            Makalah ini bertujuan untuk :
1.    Untuk mengetahui pengertian dari lukisan aliran Surealisme
2.    Untuk mengetahui sejarah dari lukisan aliran surealisme
3.    Untuk mengetahui ciri-ciri dari lukisan aliran surealisme
4.    Untuk mengetahui teknik-teknik melukis aliran Surealisme
5.    Untuk mengetahui pelukis Surelis

D.  Manfaat
1. Kita dapat mengetahui pengertian dari lukisan aliran Surealisme.
2. Kita dapat mengetahui sejarah dari lukisan aliran surealisme.
3. Kita dapat mengetahui cirri-ciri dari lukisan aliran surealisme.
4. Kita dapat mengetahui teknik-teknik melukis aliran surealisme.
5. Kita dapat mengetahui pelukis surealis.
 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.     Surealisme
            Surealisme berasal dari dua kata yaitu sur artinya bawah, dan realis artinya nyata, seperti kejadian didalam mimpi.
            Surealisme ialah gerakan budaya yang bermula pada pertengahan tahun 1920-an. Surealisme merupakan seni dan penulisan yang paling banyak dikenal. Karya ini memiliki unsur kejutan, barang tak terduga yang ditempatkan berdekatan satu sama lain tanpa alasan yang jelas. Banyak seniman dan penulis surealis yang memandang karya mereka sebagai ungkapan gerakan filosofis yang pertama dan paling maju. Karya tersebut merupakan artefak, dan André Breton mengatakan bahwa surealisme berada di atas segala gerakan revolusi. Dari aktivitas Dadaisme, surealisme dibentuk dengan pusat gerakan terpentingnya di Paris. Dari tahun 1920-an aliran ini menyebar ke seluruh dunia. Surealisme memengaruhi film seperti Angel's Egg dan El Topo.
            Kata surealisme diciptakan tahun 1917 oleh Guillaume Apollinaire dalam catatan program yang menjelaskan balet Parade, yang merupakan karya kolaboratif oleh Jean Cocteau, Erik Satie, Pablo Picasso dan Léonide Massine: "Dari persekutuan baru ini, hingga sekarang, perlengkapan dan kostum panggung di satu sisi dan koreografi di sisi lain hanya ada persekutuan pura-pura di antara mereka, terjadi sejenis super-realisme ('sur-réalisme') di Parade, di mana saya melihat titik mula serangkaian manifestasi semangat baru ini.
 
1.  Sejarah Dari Lukisan Surealisme
            Surealisme, dalam banyak karakteristik, merupakan kelanjutan dari gerakan seni pendahulunya yang dikenal sebagai Dada, yang didirikan di tengah berkecamuknya Perang Dunia I (1914-1918). Terhentak oleh kenyataan kehancuran besar-besaran dan melayangnya begitu banyak nyawa yang diakibatkan perang, motivasi-motivasi para Dadais secara kuat bersifat politis: untuk mengejek kebudayaan, pemikiran, teknologi, bahkan seni. Mereka percaya bahwa keyakinan apapun akan kemampuan kemanusiaan untuk mengembangkan diri melalui seni dan kebudayaan, khususnya setelah penghancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat perang, adalah naif dan tidak realistis. Sebagai akibatnya, para Dadais menciptakan karya menggunakan ketidaksengajaan, kemungkinan, dan apapun yang menekankan pada irasionalitas kemanusiaan: contohnya, menulis puisi-puisi dengan serpihan-serpihan cukilan dari koran yang dipilih secara acak, berbicara dengan kata-kata tak masuk akal keras-keras, dan mendaulat obyek sehari-hari sebagai karya seni. Program surealis adalah pengembangan dari Dada, tapi menaruh lebih banyak pandangan positif secara esensial pada pesan negatif Dada .
            Para surealis secara hebat dipengaruhi oleh Sigmund Freud, pendiri psikoanalisis dari Austria. Mereka terutama sangat menerima pembedaannya antara ego dan id-yaitu, antara naluri-naluri dan hasrat-hasrat utama kita (id) dan corak perilaku kita yang lebih beradab dan rasional (ego). Sejak tuntutan dan kebutuhan utama kita secara berkala berjalan bersinggungan dengan pengharapan masyarakat, Freud menyimpulkan bahwa kita menekan hasrat asli kita ke dalam bagian bawah sadar pikiran kita. Untuk individu yang ingin menikmati kesehatan kejiwaan, ia rasa, mereka harus membawa hasrat-hasrat itu ke pikiran sadar. Freud percaya bahwa – mengesampingkan desakan tuntutan untuk menekan hasrat-hasrat – yang ada di pikiran bawah sadar tetap menampilkan dirinya, terutama ketika pikiran yang sadar melonggarkan cengkeramannya; dalam mimpi, mitos, corak kelakuan ganjil, terpelesetnya lidah, ketidaksengajaan, dan seni. Dalam pencarian untuk mendapatkan akses ke alam pikiran bawah sadar, para surealis menciptakan bentuk dan teknik baru seni yang radikal.

2.  Ciri-Ciri Lukisan Alran Surealisme
            Objek lukisan tampak aneh dan asing seolah-olah hanya terdapat di alam mimpi.

3.  Teknik-Teknik Melukis Aliran Surealisme
            Sebuah strategi yang digunakan para surealis untuk mengangkat gambaran-gambaran dari alam bawah sadar disebut “Exquisite Corpse”. Dalam bentuk seni kolaborasi ini, sehelai kertas dilipat menjadi empat bagian lipatan, dan empat seniman berbeda memberi kontribusi berupa representasi gambarannya tanpa melihat kontribusi seniman-seniman lainnya. Yang pertama menggambar kepala, melipat lagi kertasnya lalu menyerahkannya kepada seniman lainnya, yang menggambar bagian atas tubuh; yang ketiga menggambar kedua kaki, dan yang keempat, menggambar bagian bawah tubuh. Para seniman itu lalu membuka lipatan kertas untuk mempelajari dan menginterpretasikan kombinasi gambar tersebut.
            Max Ernst, surealis Jerman, menemukan teknik lain yang menggunakan kemungkinan dan ketidaksengajaan: frottage (bahasa Perancis untuk “menggosok”). Dengan menempatkan kepingan-kepingan kayu atau logam yang kasar di bawah kanvas dan selanjutnya melukis atau menggambar dengan pensil di atasnya, sang seniman mentransfer motif kasar dari permukaan tersebut ke dalam karya-jadi. Dalam “Laocoon, Father and Sons” (1926, Menil Collection, Houston, Texas), Ernst meracik motif kasar kemungkinan dengan cara menggosok, sambil merujuk juga pada tokoh mitos Yunani, Laocoon, seorang imam Troya yang bergulat dengan piton-piton raksasa.
Barangkali teknik paling penting yang digunakan surealis untuk mengangkat alam bawah sadar adalah “automatisme”. Dalam lukisan, automatisme dibuat dengan membiarkan tangan menjelajahi permukaan kanvas tanpa campur tangan dari pikiran sadar. Tanda-tanda yang dihasilkan, mereka pikir, tidak akan menjadi acak atau tak berarti, tapi akan dibimbing pada setiap titiknya dengan memfungsikan pikiran bawah sadar sang seniman, dan bukan oleh pikiran rasional atau pelatihan keartistikan. Dalam “The Kill” (1944, Museum of Modern Art, New York City), pelukis Perancis Andre Mason menerapkan teknik ini, tapi kemudian ia menggunakan tanda-tanda yang telah diimprovisasi sebagai dasar untuk penguraiannya. Betapapun mengada-adanya penyerupaannya dengan objek nyata (dalam hal ini, wajah atau bagian tubuh), ia memperbaikinya untuk membuat hubungannya tampak lebih jelas. Karena Masson tidak menentukan sebelumnya hal yang menjadi subjek dari lukisannya, para surealis mengklaim bahwa uraian-uraiannya selanjutnya dimotivasi secara murni oleh keadaan emosionalnya selama pembuatannya..
            Beberapa surealis, diantaranya Ernst, Yves Tanguy dari Perancis, dan Roberto Matta dari Chili, menggunakan kombinasi teknik-teknik tersebut untuk menyiratkan keadaan alam mimpi atau untuk menghasilkan perbendaharaan abstrak dari bentuk-bentuk. Mereka sesudahnya kesulitan untuk menyimpannya ke dalam sebuah kategori. Dalam karya Matta “The Unknowing” (1951, Museum of Modern Art, Vienna, Austria) contohnya, sang seniman telah membuat ruang dan objek-objek tiga dimensi yang kelihatan solid. Objek-objek tersebut, bagaimanapun juga, sangat ambigu sehingga penyimaknya bisa melihatnya dengan berbagai cara dan menyimpulkan interpretasi mereka sendiri-sendiri terhadap lukisan tersebut.


4.  Pelukis Surialis
Pelukis surealis diantaranya :
-       Salvador Dali ( Spanyol )
-       Max Ernst ( Jerman )
-       Odilon Redon ( Perancis )
-       Marc Chagall ( Rusia )
-       Joan Miro ( Spanyol )
 
BAB III
METODELOGI

A.    Tempat dan Waktu
1.        Tempat diskusi
       Diskusi dilakukan di kampung pintu air Rt 02/17 Desa Citepus Kec. Palabuhnaratu Kab. Sukabumi tepatnya di rumah Eni Apriliani
2.        Waktu diskusi
       Diskusi dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2012

B.     Metode Diskusi
     Metode yang kami gunakan dalam diskusi ini adalah studi pustaka.

C.     Alat Dan Bahan
       Alat dan bahan yang kami gunakan dalam diskusi ini, antara lain buku dan situs internet.

D.    Cara Kerja
     Cara kerja yang kami lakukan adalah dengan mengunjungi perpustakaan dan situs internet sebagai bahan penunjang pembahasan yang kami diskusikan.


BAB IV
PEMBAHASAN

A.     Surealisme

Surealisme berasal dari dua kata yaitu sur artinya bawah, dan realis artinya nyata, seperti kejadian didalam mimpi.
Kata surealisme diciptakan tahun 1917 oleh Guillaume Apollinaire dalam catatan program yang menjelaskan balet Parade, yang merupakan karya kolaboratif oleh Jean Cocteau, Erik Satie, Pablo Picasso dan Léonide Massine: "Dari persekutuan baru ini, hingga sekarang, perlengkapan dan kostum panggung di satu sisi dan koreografi di sisi lain hanya ada persekutuan pura-pura di antara mereka, terjadi sejenis super-realisme ('sur-réalisme') di Parade, di mana saya melihat titik mula serangkaian manifestasi semangat baru ini.

1.     Sejarah Dari Lukisan Surealisme
Surealisme, dalam banyak karakteristik, merupakan kelanjutan dari gerakan seni pendahulunya yang dikenal sebagai Dada, yang didirikan di tengah berkecamuknya Perang Dunia I (1914-1918). Terhentak oleh kenyataan kehancuran besar-besaran dan melayangnya begitu banyak nyawa yang diakibatkan perang, motivasi-motivasi para Dadais secara kuat bersifat politis: untuk mengejek kebudayaan, pemikiran, teknologi, bahkan seni. Mereka percaya bahwa keyakinan apapun akan kemampuan kemanusiaan untuk mengembangkan diri melalui seni dan kebudayaan, khususnya setelah penghancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat perang, adalah naif dan tidak realistis. Sebagai akibatnya, para Dadais menciptakan karya menggunakan ketidaksengajaan, kemungkinan, dan apapun yang menekankan pada irasionalitas kemanusiaan: contohnya, menulis puisi-puisi dengan serpihan-serpihan cukilan dari koran yang dipilih secara acak, berbicara dengan kata-kata tak masuk akal keras-keras, dan mendaulat obyek sehari-hari sebagai karya seni. Program surealis adalah pengembangan dari Dada, tapi menaruh lebih banyak pandangan positif secara esensial pada pesan negatif Dada .


2.     Ciri-Ciri Lukisan Aliran Surealisme

Objek lukisan tampak aneh dan asing seolah-olah hanya terdapat di alam mimpi.




3.     Teknik-Teknik Melukis Aliran Surealisme

Sebuah strategi yang digunakan para surealis untuk mengangkat gambaran-gambaran dari alam bawah sadar disebut “Exquisite Corpse”. Dalam bentuk seni kolaborasi ini, sehelai kertas dilipat menjadi empat bagian lipatan, dan empat seniman berbeda memberi kontribusi berupa representasi gambarannya tanpa melihat kontribusi seniman-seniman lainnya. Yang pertama menggambar kepala, melipat lagi kertasnya lalu menyerahkannya kepada seniman lainnya, yang menggambar bagian atas tubuh; yang ketiga menggambar kedua kaki, dan yang keempat, menggambar bagian bawah tubuh. Para seniman itu lalu membuka lipatan kertas untuk mempelajari dan menginterpretasikan kombinasi gambar tersebut.

4.     Pelukis Surialis

Pelukis surealis diantaranya :
-          Salvador Dali ( Spanyol )
-          Max Ernst ( Jerman )
-          Odilon Redon ( Perancis )
-          Marc Chagall ( Rusia )
-          Joan Miro ( Spanyol

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
            Aliran surealisme merupakan aliran seni lukis modern dimana objek lukisannya tampak aneh dan asing seolah-olah hanya terdapat di alam mimpi atau tidak masuk akal.


B. SARAN
            Laporan hasil diskusi ini masih belum mencapai sempurna, sehingga pembaca dapat menambahkan atau menghapus bagian yang kurang.


DAFTAR PUSTAKA

http://eka.web.id/aliran-dalam-seni-lukis.html
Sukma Aji, Denata. 2010. Buku Kerja Sekolah Menengah Atas. Surakarta: Suara Media Sejahtera

Teks Drama (Peristiwa Rengasdengklok)


ADEGAN 1

Ketika Syahrir bingung memikirkan bagaimana cara memerdekakan Indonesia, tiba-tiba. . . ( Suara radio mengumumkan jepang menyerah ).

Syahrir                      :     ( KAGET ) , “Apakah berita yang barusan ku dengar, itu benar ?”
                                       Menyerah kepada sekutu. Aku harus cepat-cepat memberitahu kepada Soekarno dan Hatta.”

            Sekitar pukul 14.00 sore, tanggal 14 agustus 1945 Syahrir sudah menunggu dirumah Hatta. 1 jam kemudian Hatta pun tiba di rumahnya.

Bung Hatta              :     “Syahrir ada apa ?”
Syahrir                      :     “Ada yang ingin ku sampaikan, ini sangat penting.”
Bung Hatta              :     “Oh, . . . silahkan duduk, ada masalah ap ?”
Syahrir                      :     “Saya mendengar berita bahwa jepang telah menyerah kepada sekutu. Bagaimana kemerdekan Indonesia secepatnya di laksanakan. Tapi, kemerdekaan Indonesia jangan lagi melalui PPKI seperti yang di rencanakan oleh jepang, supaya kemerdekaan kita tidak di cap sebagai buatan jepang.”
Bung Hatta              :     “Apa benar itu Syahrir ?” Ia, kita harus memanfaatkan kesempatan ini. Tapi, siapa yang akan memproklamasikannya ?”
Syahrir                      :     “Saya fakir Bung Karno yang pantas melakukan itu.”
Bung Hatta              :     “Tapi, apakah Bung Karno menyetujuinya ?” Karena secara pribadi beliau adalah ketua PPKI.
Syahrir                      :     “Kalau begitu, sekarang kita harus menemui beliau.”
Bung Hatta              :     “Ya baiklah.”

Akhirnya, Bung Hatta dan Syahrir pun menemui Bung Karno.

ADEGAN 2

Setibanya di rumah Bung Karno.

Syahrir                      :     “Bung, jepang sudah menyerah pada sekutu. Ini kesempatan kita untuk merdeka.”
Bung Karno             :     “Apa benar semua itu ?”
Syahrir                      :     “Benar Bung, saya sendiri yang mendengarnya di radio.”
Bung Karno             :     “Kita jangan dulu percaya dengan berita itu, kita harus benar-benar memastikan tentang berita itu, jangan sampai kita gegabah dalam mengambil keputusan.”
Syahrir                      :     “Tapi, saya pastikan bahwa berita itu benar, Bung !”
Bung Karno             :     “Saya tentu senang jika berita itu benar adanya.”
Bung Hatta              :     “Benar apa yang di katakana Bung Karno, kita tetap harus waspada karena, ini menyangkut masa depan rakyat.”
Bung Karno             :     “Itulah yang aku fikirkan, kita harus benar-benar memikirkan semua ini, sebelum kita mengambil keputusan.”
Syahrir                      :     “Baiklah. . .mungkin Bung Karno lebih tau apa yang terbaik untuk masa depan rakyat.”

Akhirnya, Syahrir pun menerima penolakan pendapatnya lalu ia bergegas pergi.

            Ke esokan harinya tanggal 15 agustus 2 orang pemuda lainnya, Subadio Sastrosatomo dan Subiyanto kembali mendatangi Bung Hatta.

Subadio                    :     “Bung, bagaimana keputusannya ?”
Bung Hatta              :     “Kami belum mengambil keputusan apapun, karena berita itu belum pasti kebenarnya.”
Subiyanto                 :     “Kami sangat yakin bung, hamper seluruh pemuda Indonesia mendengar berita itu. Bukankah ini kesempatan yang sangat bagus untuk memproklamasikan kemerdekaan kita.”
Bung Hatta              :     “Kami berdua pun senang mendengar berita itu. Tapi, kita harus mempertimbangkan secara matang.”
Subadio                    :     “Kami barisan para pemuda ingin secepatnya kemerdekaan Indonesia. Di laksanakan, kami rindu kebebasan.”


            Akhirnya setelah perdebatan yang cukup panjang Subadio dan Subiyanto pun meninggalkan Bung Karno dan Bung Hatta dengan rasa kesal. Bung Karno dan Bung Hatta tetap pada pendiriannya.

ADEGAN 3

            Setelah 2x perwakilan pemuda mendatangi ke Bung Hatta dan Bung Karno untuk mendesak agar segera memerdekakan Indonesia Bung Hatta dan Bung Karno tetap menolaknya, Akhirnya barisan para pemuda mengadakan rapat di ruang Bacteriologisch Laboratorium, Jl.Pegangsaan timur No:13. yang di ketuai oleh Khairul Saleh pertemuan itu menghasilkan Amerika Serikat memproklamasikan kemerdekaan oleh bangsa Indonesia sendiri mengajak Soekarno-Hatta berunding untuk memproklamasikan . . . .( di buku paket )
Akhirnya, perwakilan pemuda Darwis Kana mendatangi Bung Hatta dan Bung Karno, setiba di rumah Bung Karno.

Darwis                      :     “Bung, bagaimana keputusannya ?”
Bung Karno             :     “Masih seperti kemarin, kami belum bisa melaksanakan kemerdekaan Indonesia.”
Wikana                     :     “Tapi Bung, kami para pemuda sudah yakin kita hrus secepatnya memerdekakan bangsa kita.”
Bung Hatta              :     “Kami masih tetap pada pendirian kami.”

            Wikana dan Darwis pun pergi meninggalkan Bung Hatta dan Bung Karno. Mereka langsung pergi ke Chikini untuk merapatkannya kembali dalam membahas tindakan-tindakan yang akan di buat sehbungan dengan penolakan Soekarno-Hatta. Pertemuan ini masih di pimpin oleh Chairul Saleh. Hasil pertemuan yang di adakan hampir tengah malam itu ialah bahwa bagaimanapun juga kemerdekaan harus di umumkan dan itu harus di laksanakan oleh Bangsa Indonesia sendiri, tidak seperti di rencanakan oleh Jepang. Orang yang tepat untuk melakukan tugas itu tidak lain adalah Sukarno-Hatta. Karena mereka menolak pemuda sepeti yng di usahaka Wikana dan Darwis, para pemuda memutuskan untuk membawa Sukarno-Hatta ke luar kota.

ADEGAN 4

Malam harinya Darwis dan Wikana datang kekediaman Sukarno.

Darwis                      :     “Bung . . . Bung . . .( sambil menepak bahunya, kemudian Bung Karno pun bangun dari tidunya )”.
Bung Karno             :     “Ada masalah apa kalian datang menemuiku malam-malam”.
Wikana                     :     “Maaf, kami mengganggu malam-malam tapi, ini sangat penting anda harus ikut kami sekarang”.
Bung Karno             :     “Kemana?”
Darwis                      :     “Jangan banyk bertanya ikut saja dengan kami sekarang”.


            Kemudian Bung Karno dan keluarganya pun pergi bersama dengan Wikana dan Darwis ketempat yang telah mereka rencanakan.

ADEGAN 5

            Sesampai di tempat tujuan Bung Karno kaget ternyata disana sudah banyak orang, dan Bung Hatta pun sudah berada di tempat. Kemudian, pemuda di Jakarta pada tanggal 16 agustus mengadakan rapat kembali di lapangan bola kebun binatang yang di pimpin oleh Khairul Saleh.

Chairul                     :     “Kita sudah 3x membujuk Bung Karno dan Bung Hatta. Tapi, beliau tetap pada pendiriannya dengan alas an masih tidak meyakini itu kekalahan Jepang”.
Subiyanto                 :     “Jadi, kita harus bagaimana?”
Chairul                     :     “Bagaimana kalau kita mengadakan perlawanan terhadap tentara Jepang?”
Subiyanto                 :     “Ya, kita harus secepatnya memerdekakan bangsa kita, dan membebaskan bangsa kita dari penjajah”.
Chairul                     :     “Baiklah . . . kita adakan gerakan memukul terhadap pasukan Jepang di Jakarta”.

ADEGAN 6

            Jusup Kunto di kirim ke Jakarta untuk melaporkan pertemuannya dengan Bung Karno dan Bung Hatta.

Jusuf                         :     “Bung Karno dan Bung Hatta tetap tidak mau merdekakan bangsa kita secepatnya. Beliau masih tidak meyakini berita kekalahan Jepang”.
Chairul                     :     “Hmm. . . mungkin apabila kita mempunyai bukti tentang kebenaran itu Bung Karno dan Bung Hatta akan percaya dan mau memerdekakan Indonesia”.
Jusuf                         :     “Kalau begitu aku menugaskanmu Ahmad Soebardjo untuk mencari informasi itu”.
Ahmad                     :     “Baik, saya laksanakan”.


            Pagi hari tanggal 16-08 Ahmad di sibukkan mencari informasi kepastian tentang menyerahnya Jepang kepada sekutu. Tiba-tiba dia kaget akan hilangnya Soekarno dan Hatta.

Ahmad                     :     “Kemana perginya Soekarno dan Hatta ?” ( monolog )
                                    Aku yakin Wikana pasti mengetahui dimana Soekarno dan Hatta berada.

            Kemudian dia pergi ke rumh laksamana Maeda untuk menanyakan informasi tentang kekalahan Jepang setibanya di rumah laksamana Maeda.

Ahmad                     :     “Laksamana ada yang ingin saya Tanyakan”.
Laksamana               :     “Ada apa ?”
Ahmad                     :     “Apakah benar berita tentang Jepang betul-betul telah menyerah kepada sekutu ?”
Laksamana               :     “Ya, itu benar mereka menyerah setelah kota Hirosima dan Nagasaki di Bom atom oleh sekutu”.

            Setelah Ahmad mendengar pernyataan dari laksamana dia langsung pergi ke kantornya di Jl. Prapatan Gambir No:59 dan terkejut melihat ada Wikana di sana.

Ahmad                     :     “Wikana, apa kamu tahu soekarno dan Hatta di sembunyikan ?”
Wikana                     :     “Tidak ( dengan ragu )”.
Ahmad                     :     “Lalu di mana Soekarno dan Hatta sekarang ?”
Wikana                     :     “Aku tidak tahu.’


            Langsung melanjutkan pekerjannya, kemudian Wikana bertemu Jusuf Kunto dan Pandu Kartawiraguna.
 
Wikana                     :     “Bagaimana Bung Karno dan Bung Hatta”.
Jusuf                         :     “Masih tidak mau percaya tentang berita kekalahan Jepang.”

Tiba-tibanya datang Ahmad Subardjo.

Subardjo                   :     “Kalian harus yakin pada saya, kemerdekaan Indonesia akan segera terlaksana saya sudah punya bukti tentang kekalahan Jepang. Bawa Soekarno-Hatta ke Jakarta”.
Wikana                     :     “Tidak, kami tidak mau rencana yang sudah di rencanakan gagal”.
Subardjo                   :     “Kalian coba pikir, Soekarno-Hatta tidak mau memerdekakan bangsa kita karena tidak percaya tentang berita kekalahan Jepang. Saya sudah punya bukti yang jelas, tentang berita itu. Jadi, saya mohon kalian percayakan pada saya”.
Wikana                     :     “Baiklah, Soekarno dan Hatta kami sembunyikan di rengasdengklok”.

Subardjo segera menuju Rengasdengklok. Ia berhasil meyakinkan para pemuda bahwa proklamasi pasti akan di ucapkan sebelumnya tengah hari keesokan harinya atau pada tanggal 17 agustus. Para pemuda setuju Sukarno-Hatta di bawa ke Jakarta, dan baru sampai di Jakarta sekitar pukul 11.00 malam tanggal 16 Agustus.

Bung Hatta              :     “Subardjo cepat kamu kumpulkan semua para anggota PPKI yang ada di Jakarta”.
Subardjo                   :     “Akan di kumpulkan dimana mereka semua Bung ?”
Bung Hatta              :     “Kumpulkan saja di Hotel Des Indes !”
Subardjo                   :     “Baiklah !”

Setelah Subardjo menghubungi para anggota PPKI dia langsung pergi menuju hotel. Namun, karena Hotel Des Indes tidak bersedia menyediakan tempat berapat malam itu. Atas usaha Subardjo pertemuan itu di pindahkan ke rumah kediaman Maeda di Nassau Boulevard.

Bung Karno             :     “Baiklah. . .sekarang mari kita bicarakan mengenai rumusan-rumusan tentang kemerdekaan. Pertama-tama kita buat teks proklamasinya”.
Ahmad                     :     “Bagaimana bila kalimat pertama adalah kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”.
Bung Karno             :     “Dan kalimat kedua hal-hal yang mengenai pemindaha kekuasaan dan lain-lain akan di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, bagaimana?”
Ahmad                     :     “Baiklah. . . mari kita gabungkan kedua kalimat itu”.

Kedua kalimat tersebut di gabungkan dan di sempurnakan oleh Hatta serta tulis Oleh soekarno. Lalu Soekarno membacakan hasil perumusan teks proklamasi tersebut yang kemudian secara bulat di setuju oleh para tokoh pergerakan Nasional yang hadir. Kemudian Ir.Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik ulang naskah proklamasi tersebut dengan beberapa perubahan yang telah di setujui.

Ir.Soekarno              :     “Baiklah. . . setelah kita sepakati bersama-sama saya meminta Sayuti Melik untuk mengetiknya”.
Sayuti Melik             :     “Baik, saya akan mengetiknya”. ( Sambil mengambil teks proklamasi tersebut ).”

Setelah tesk proklamasi selesai di ketik Ir.Soekarno mengusulkan agar teks proklamasi tersebut di tandatangani oleh semua tokoh yang hadir. Usul tersebut juga mendapat dukungan dari Hatta.

Ir.Soekarno              :     “Sebaiknya, teks proklamasi ini ditandatangani oleh semua yang hadir disini.” ( Sambil memegang teks proklamasi )
Bung Hatta              :     “Iya, saya setuju.”

Tetapi para pemuda menolak usul tersebut.

Sukarni                     :     “Tidak saya tidak setuju, saya memberi usul, sebaiknya teks proklamasi yang telah di ketik ini ditandatangani oleh Soekarno hatta atas nama bangsa Indonesia karena Soekarno dan hatta di kenal sebagai pemimpin bangsa dan sangat di segani oleh rakyat. Setuju ?”
Semua yang hadir    :     “Setuju, merdeka indonesiaku.”

Ternyata, semua yang hadir setuju. Teks yang telah di ketik dan ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta itulah yang disebut Naskah proklamasi yang autentik dan resmi. Pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia semula direncakan akan di laksanakan dilapangan IKADA tetapi di alihkan ke tempat kediaman Ir.Soekarno di jalan pegangsaan timur no:56 jakarta. Hal ini di karena di lapangan IKADA sudah berkumpul pasukan jepang bersenjata lengkap sehinnga di khawatirkan akan terjadi bentrokan mulai di lakukan wali kota Jakarta Suwiryo memerintahkan Wilopo untuk mempersiapkan mikropon dan pengeras suara.

Suwiryo                    :     “Wilopo, tolong persiapan dan pengeras suara untuk memproklamasikan kemerdekaan !”
Wilopo                     :     “Baiklah . . .Saya akan Menyiapkannya.”

Sedangkan S. Suhud menyiapkan tiang bendera yang berbuat dari bambu dan yang diberi tali. Bendera merah putih di jahit tangan oleh fatmawati telah di persiapkan. Menjelang pukul 10.00 WIB para tokoh pergerakan nasional mulai berdatangan ke kediaman Ir.Soekarno tersebut mereka antara lain Buntaran Martoat Mojo, Mr. AA. Maramis, Mr. Latuharhary, Abiskuno Tjokrosuyuse, AnwarTjokroaminoto, Harsono Tjokroaminoto, Otto Iskandar Dinata, Ki Hajar Dewantara, Samratulangi, KH.Mas Mansur, Mr.Sarto, Syuti Melik, Pandu Kartawiraguna, M.tabrani, serta A.G pring kodigdo. Lima menit sebelum pembacaan teks proklamasi dilaksanakan. Bung Karno datang langsung menuju kamar Bung Karno.

Bung Hatta              :     “Pak, semuannya telah siap mari kita segera membacakan tesk proklamasi !”
Ir.Soekarno              :     “Baiklah, Bismilahirohmanirrohim.”

pada hari jum’at tanggal 17 agustus 1945 pukul 10.00 WIB kedua pemimpin tersebut kemudian menuju tempat yang telah di sediakan. Upacara berlangsung tanpa protocol, para pemuda yang telah menunggu sejak pagi telah berdiri tegak, demikian pula para hadirin, suasana sangat hening dan khidmat Ir.Soekarno mendekati mikrofon dan dengan suara yang mantap mengucapkan pidato pendahuluan sebagai berikut.

Ir.Soekarno              :     “Saudara-saudara sekalian, saya telah meminta saudara-saudara hadir, disini untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan itu ada naiknya dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju kea rah cita-cita. Juga di zaman jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak ada henti-hentinya.
                                      
Di dalam zaman jepang ini, tampaknya kita menyadarkan diri kepada mereka, tetapi pada hakikatnya kita tetap menyusun tenaga kita sendiri, tetapi kita percaya pada kekuatan senidiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita dalam tangan kita sendiri.


Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangannya sendirikan dapat berdiri dengan kuatnya, maka kami tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-muka rakyat Indonesia. Permusyawaratan itu telah seia sekata berpendapat bahwa sekaranglah datang waktunya untuk menyatakan kemeerdekaan kita.

Saudara-saudara ! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekat itu. Dengarkanlah proklamasi kami.


PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.



Jakarta hari 17 bulan 08 tahun 05
                                                                                    Atas nama bangsa Indonesia

                                                                                                Soekarno Hatta

Demikianlah saudara-saudara ! kita sekarang telah merdeka ! tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita. Mulai saat ini kita menyusun Negara kita. Negara merdeka, Negara Republik Indonesia merdeka. Kekal, dan abadi. Insa Allah, tuhan memberkati kemerdekaan kita ini.

Setelah teks  proklamasi selesai proklamasi selesai di bacakan kemudian di kibarkan bendera sang saka merah putih oleh Suhud dan di Bantu oleh Shodanco latief Hendraningrat. Ketika bendera merah putih di kibarkan, secara spontan para hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R. Supratman.