BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam perkembangan seni rupa modern di Indonesia. Berkembang pula
beberapa aliran-aliran seni rupa, khususnya aliran seni lukis yang di pengaruhi
oleh barat. Aliran seni lukis tersebut muncul di eropa pada abad ke-19 yang di
pengaruhi oleh pesatnya perkembangan di bidang ilmu dan teknologi. Penemuan
teori-teori baru itu kemudian di jadikan kaidah seni yang berlaku dalam ikatan
kelompok pendukungnya, maka lahirlah suatu aliran atau paham dalam seni yaitu :
aliran lukisan Klasisme, Neo Klasisme, Romantisme, Realisme, Naturalisme,
Impresionisme, Pointilisme, Ekspresionisme, Kubisme, Futurisme, Abstrak,
Dadaisme, Surealisme, Pop Art, Optical Art.
Aliran lukisan ini masingmasing
mempunyai cirri dan teknik yang berbeda sehingga dapat di bedakan dengan
melihat contoh karyanya.
B.
Identifikasi
1.
Apa yang di maksud dengan lukisan
aliran Surealisme?
2.
Bagaimanakah sejarah dari lukisan
aliran Surealisme
3.
Apa ciri-ciri dari lukisan aliran
Surealisme?
4.
Bagaimanakah teknik dari lukisan
aliran Surealisme?
5.
Siapa sajakah tokoh-tokoh Surealis
dan contohnya?
C. Pembatasan
Setelah mengidentifikasi
yang dikemukakan diatas, maka penelitian ini dibatasi hanya pada pengertian dan
pemahaman mengenai lukisan aliran Surealisme.
D. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
1.
Untuk mengetahui pengertian dari
lukisan aliran Surealisme
2.
Untuk mengetahui sejarah dari lukisan
aliran surealisme
3.
Untuk mengetahui ciri-ciri dari
lukisan aliran surealisme
4.
Untuk mengetahui teknik-teknik
melukis aliran Surealisme
5.
Untuk mengetahui pelukis Surelis
D.
Manfaat
1. Kita dapat mengetahui pengertian dari lukisan aliran
Surealisme.
2. Kita dapat mengetahui sejarah dari lukisan aliran
surealisme.
3. Kita dapat mengetahui cirri-ciri dari lukisan aliran
surealisme.
4. Kita dapat mengetahui teknik-teknik melukis aliran
surealisme.
5. Kita dapat mengetahui pelukis surealis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Surealisme
Surealisme berasal
dari dua kata yaitu sur artinya bawah, dan realis artinya nyata, seperti
kejadian didalam mimpi.
Surealisme ialah gerakan
budaya yang bermula pada pertengahan tahun 1920-an.
Surealisme merupakan seni dan penulisan yang paling banyak dikenal. Karya ini
memiliki unsur kejutan, barang tak terduga yang ditempatkan berdekatan satu
sama lain tanpa alasan yang jelas. Banyak seniman dan penulis surealis yang
memandang karya mereka sebagai ungkapan gerakan filosofis yang pertama dan
paling maju. Karya tersebut merupakan artefak, dan André Breton mengatakan
bahwa surealisme berada di atas segala gerakan revolusi. Dari aktivitas Dadaisme,
surealisme dibentuk dengan pusat gerakan terpentingnya di Paris. Dari tahun 1920-an
aliran ini menyebar ke seluruh dunia. Surealisme memengaruhi film seperti Angel's Egg dan El Topo.
Kata surealisme diciptakan tahun 1917 oleh Guillaume Apollinaire dalam
catatan program yang menjelaskan balet Parade, yang merupakan karya kolaboratif
oleh Jean Cocteau, Erik Satie, Pablo Picasso dan Léonide Massine: "Dari persekutuan baru ini, hingga sekarang, perlengkapan
dan kostum panggung di satu sisi dan koreografi di sisi lain hanya ada persekutuan pura-pura di antara mereka, terjadi
sejenis super-realisme ('sur-réalisme') di Parade, di mana saya melihat
titik mula serangkaian manifestasi semangat baru ini.
1.
Sejarah Dari Lukisan Surealisme
Surealisme, dalam banyak karakteristik, merupakan kelanjutan dari gerakan
seni pendahulunya yang dikenal sebagai Dada, yang didirikan di tengah
berkecamuknya Perang Dunia I (1914-1918). Terhentak oleh kenyataan kehancuran
besar-besaran dan melayangnya begitu banyak nyawa yang diakibatkan perang,
motivasi-motivasi para Dadais secara kuat bersifat politis: untuk mengejek
kebudayaan, pemikiran, teknologi, bahkan seni. Mereka percaya bahwa keyakinan
apapun akan kemampuan kemanusiaan untuk mengembangkan diri melalui seni dan
kebudayaan, khususnya setelah penghancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya
akibat perang, adalah naif dan tidak realistis. Sebagai akibatnya, para Dadais
menciptakan karya menggunakan ketidaksengajaan, kemungkinan, dan apapun yang
menekankan pada irasionalitas kemanusiaan: contohnya, menulis puisi-puisi
dengan serpihan-serpihan cukilan dari koran yang dipilih secara acak, berbicara
dengan kata-kata tak masuk akal keras-keras, dan mendaulat obyek sehari-hari
sebagai karya seni. Program surealis adalah pengembangan dari Dada, tapi
menaruh lebih banyak pandangan positif secara esensial pada pesan negatif Dada
.
Para surealis secara hebat dipengaruhi oleh Sigmund Freud, pendiri
psikoanalisis dari Austria. Mereka terutama sangat menerima pembedaannya antara
ego dan id-yaitu, antara naluri-naluri dan hasrat-hasrat utama kita (id) dan
corak perilaku kita yang lebih beradab dan rasional (ego). Sejak tuntutan dan
kebutuhan utama kita secara berkala berjalan bersinggungan dengan pengharapan
masyarakat, Freud menyimpulkan bahwa kita menekan hasrat asli kita ke dalam
bagian bawah sadar pikiran kita. Untuk individu yang ingin menikmati kesehatan
kejiwaan, ia rasa, mereka harus membawa hasrat-hasrat itu ke pikiran sadar.
Freud percaya bahwa – mengesampingkan desakan tuntutan untuk menekan
hasrat-hasrat – yang ada di pikiran bawah sadar tetap menampilkan dirinya,
terutama ketika pikiran yang sadar melonggarkan cengkeramannya; dalam mimpi,
mitos, corak kelakuan ganjil, terpelesetnya lidah, ketidaksengajaan, dan seni.
Dalam pencarian untuk mendapatkan akses ke alam pikiran bawah sadar, para
surealis menciptakan bentuk dan teknik baru seni yang radikal.
2. Ciri-Ciri Lukisan Alran Surealisme
Objek lukisan
tampak aneh dan asing seolah-olah hanya terdapat di alam mimpi.
3. Teknik-Teknik Melukis Aliran Surealisme
Sebuah strategi yang digunakan para surealis untuk mengangkat
gambaran-gambaran dari alam bawah sadar disebut “Exquisite Corpse”. Dalam
bentuk seni kolaborasi ini, sehelai kertas dilipat menjadi empat bagian
lipatan, dan empat seniman berbeda memberi kontribusi berupa representasi
gambarannya tanpa melihat kontribusi seniman-seniman lainnya. Yang pertama
menggambar kepala, melipat lagi kertasnya lalu menyerahkannya kepada seniman
lainnya, yang menggambar bagian atas tubuh; yang ketiga menggambar kedua kaki,
dan yang keempat, menggambar bagian bawah tubuh. Para seniman itu lalu membuka
lipatan kertas untuk mempelajari dan menginterpretasikan kombinasi gambar
tersebut.
Max Ernst, surealis Jerman, menemukan teknik lain yang menggunakan
kemungkinan dan ketidaksengajaan: frottage (bahasa Perancis untuk “menggosok”).
Dengan menempatkan kepingan-kepingan kayu atau logam yang kasar di bawah kanvas
dan selanjutnya melukis atau menggambar dengan pensil di atasnya, sang seniman
mentransfer motif kasar dari permukaan tersebut ke dalam karya-jadi. Dalam
“Laocoon, Father and Sons” (1926, Menil Collection, Houston, Texas), Ernst
meracik motif kasar kemungkinan dengan cara menggosok, sambil merujuk juga pada
tokoh mitos Yunani, Laocoon, seorang imam Troya yang bergulat dengan
piton-piton raksasa.
Barangkali teknik paling penting yang digunakan
surealis untuk mengangkat alam bawah sadar adalah “automatisme”. Dalam lukisan,
automatisme dibuat dengan membiarkan tangan menjelajahi permukaan kanvas tanpa
campur tangan dari pikiran sadar. Tanda-tanda yang dihasilkan, mereka pikir,
tidak akan menjadi acak atau tak berarti, tapi akan dibimbing pada setiap
titiknya dengan memfungsikan pikiran bawah sadar sang seniman, dan bukan oleh
pikiran rasional atau pelatihan keartistikan. Dalam “The Kill” (1944, Museum of
Modern Art, New York City), pelukis Perancis Andre Mason menerapkan teknik ini,
tapi kemudian ia menggunakan tanda-tanda yang telah diimprovisasi sebagai dasar
untuk penguraiannya. Betapapun mengada-adanya penyerupaannya dengan objek nyata
(dalam hal ini, wajah atau bagian tubuh), ia memperbaikinya untuk membuat hubungannya
tampak lebih jelas. Karena Masson tidak menentukan sebelumnya hal yang menjadi
subjek dari lukisannya, para surealis mengklaim bahwa uraian-uraiannya
selanjutnya dimotivasi secara murni oleh keadaan emosionalnya selama
pembuatannya..
Beberapa surealis,
diantaranya Ernst, Yves Tanguy dari Perancis, dan Roberto Matta dari Chili,
menggunakan kombinasi teknik-teknik tersebut untuk menyiratkan keadaan alam
mimpi atau untuk menghasilkan perbendaharaan abstrak dari bentuk-bentuk. Mereka
sesudahnya kesulitan untuk menyimpannya ke dalam sebuah kategori. Dalam karya
Matta “The Unknowing” (1951, Museum of Modern Art, Vienna, Austria) contohnya,
sang seniman telah membuat ruang dan objek-objek tiga dimensi yang kelihatan
solid. Objek-objek tersebut, bagaimanapun juga, sangat ambigu sehingga
penyimaknya bisa melihatnya dengan berbagai cara dan menyimpulkan interpretasi
mereka sendiri-sendiri terhadap lukisan tersebut.
4. Pelukis Surialis
Pelukis
surealis diantaranya :
-
Salvador Dali ( Spanyol )
-
Max Ernst ( Jerman )
-
Odilon Redon ( Perancis )
-
Marc Chagall ( Rusia )
-
Joan Miro ( Spanyol )
BAB III
METODELOGI
A. Tempat dan Waktu
1.
Tempat diskusi
Diskusi
dilakukan di kampung pintu air Rt 02/17 Desa Citepus Kec. Palabuhnaratu Kab.
Sukabumi tepatnya di rumah Eni Apriliani
2.
Waktu diskusi
Diskusi dilaksanakan pada
tanggal 24 Januari 2012
B.
Metode Diskusi
Metode yang kami gunakan dalam diskusi ini adalah studi
pustaka.
C.
Alat Dan Bahan
Alat dan bahan yang kami
gunakan dalam diskusi ini, antara lain buku dan situs internet.
D.
Cara Kerja
Cara kerja yang kami lakukan adalah dengan mengunjungi
perpustakaan dan situs internet sebagai bahan penunjang pembahasan yang kami
diskusikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Surealisme
Surealisme berasal
dari dua kata yaitu sur artinya bawah, dan realis artinya nyata, seperti
kejadian didalam mimpi.
Kata
surealisme diciptakan tahun 1917 oleh Guillaume Apollinaire dalam
catatan program yang menjelaskan balet Parade, yang merupakan karya kolaboratif
oleh Jean Cocteau, Erik Satie, Pablo Picasso dan Léonide Massine: "Dari persekutuan baru ini, hingga sekarang,
perlengkapan dan kostum panggung di satu sisi dan koreografi di sisi lain hanya ada persekutuan pura-pura di antara mereka, terjadi
sejenis super-realisme ('sur-réalisme') di Parade, di mana saya melihat
titik mula serangkaian manifestasi semangat baru ini.
1.
Sejarah Dari Lukisan Surealisme
Surealisme,
dalam banyak karakteristik, merupakan kelanjutan dari gerakan seni pendahulunya
yang dikenal sebagai Dada, yang didirikan di tengah berkecamuknya Perang Dunia
I (1914-1918). Terhentak oleh kenyataan kehancuran besar-besaran dan
melayangnya begitu banyak nyawa yang diakibatkan perang, motivasi-motivasi para
Dadais secara kuat bersifat politis: untuk mengejek kebudayaan, pemikiran,
teknologi, bahkan seni. Mereka percaya bahwa keyakinan apapun akan kemampuan
kemanusiaan untuk mengembangkan diri melalui seni dan kebudayaan, khususnya
setelah penghancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat perang, adalah
naif dan tidak realistis. Sebagai akibatnya, para Dadais menciptakan karya
menggunakan ketidaksengajaan, kemungkinan, dan apapun yang menekankan pada
irasionalitas kemanusiaan: contohnya, menulis puisi-puisi dengan
serpihan-serpihan cukilan dari koran yang dipilih secara acak, berbicara dengan
kata-kata tak masuk akal keras-keras, dan mendaulat obyek sehari-hari sebagai
karya seni. Program surealis adalah pengembangan dari Dada, tapi menaruh lebih
banyak pandangan positif secara esensial pada pesan negatif Dada .
2. Ciri-Ciri Lukisan Aliran Surealisme
Objek lukisan tampak aneh dan asing seolah-olah hanya terdapat di alam
mimpi.
3. Teknik-Teknik Melukis Aliran Surealisme
Sebuah
strategi yang digunakan para surealis untuk mengangkat gambaran-gambaran dari
alam bawah sadar disebut “Exquisite Corpse”. Dalam bentuk seni kolaborasi ini,
sehelai kertas dilipat menjadi empat bagian lipatan, dan empat seniman berbeda
memberi kontribusi berupa representasi gambarannya tanpa melihat kontribusi
seniman-seniman lainnya. Yang pertama menggambar kepala, melipat lagi kertasnya
lalu menyerahkannya kepada seniman lainnya, yang menggambar bagian atas tubuh;
yang ketiga menggambar kedua kaki, dan yang keempat, menggambar bagian bawah
tubuh. Para seniman itu lalu membuka lipatan kertas untuk mempelajari dan
menginterpretasikan kombinasi gambar tersebut.
4. Pelukis Surialis
Pelukis surealis diantaranya :
-
Salvador Dali ( Spanyol )
-
Max Ernst ( Jerman )
-
Odilon Redon ( Perancis )
-
Marc Chagall ( Rusia )
-
Joan Miro ( Spanyol
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Aliran surealisme merupakan aliran seni lukis modern
dimana objek lukisannya tampak aneh dan asing seolah-olah hanya terdapat di
alam mimpi atau tidak masuk akal.
B. SARAN
Laporan
hasil diskusi ini masih belum mencapai sempurna, sehingga pembaca dapat menambahkan
atau menghapus bagian yang kurang.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.wikipedia.co.id
http://eka.web.id/aliran-dalam-seni-lukis.html
Sukma Aji, Denata. 2010. Buku Kerja Sekolah Menengah Atas. Surakarta:
Suara Media Sejahtera
boleh juga makalah nya.. ^_^
BalasHapusmampir sini ya : Tips Kesehatan Ginjal
hebat penulisannya..kalau bisa beri lebih lg aktikalnya.
BalasHapushebat penulisannya..kalau bisa beri lebih lg aktikalnya.
BalasHapusmakasih, sangat membantu.
BalasHapus