BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Iman kepada Rasul-Rasul Allah
merupakan suatu kewajiban, karena iman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan rukun
iman, yaitu yang ke 4. Iman kepada Rasul artinya mempercayai dengan sepenuh
hati atas kedatangan Rasul,mulai dari Rasul yang pertama yaitu Nabi Adam as
hingga Rasul terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.
Ajaran yang dibawa oleh para nabi
dan Rasul sejak Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad SAW. Merupakan suatu
rangkaian yang memiliki satu tujuan yaitu mengesankan Allah SWT. Berupa syariat
atau hukum tertentu yang kemudian disampaikan atau di ajarkan kepada umatnya.
Oleh karena itu,kita sebagai seorang muslim,wajib beriman atau mempercayai
kepada para Rasul utusan Allah sehingga dengan hal itu kita akan mengamalkan
semua ajaran yang di bawa oleh Rasul utusan Allah tersebut. Dengan berpegang
hidup pada Allah dan sunah Rasul maka kita akan hidup bahagia di dunia dan juga
akhirat.
Namun, di dalam kehidupan sehari-hari
terkadang kita hanya mengetahui tentang pengertiannya saja itupun hanya
terbatas, tanpa mengetahui akan pemahamnnya lebih dalam dan penerapannya di
dalam kehidupan yang kita jalani atau di dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu, kita patut dan wajib mempelajari, memahami dan menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan jauh lebih bermanfaat bagi kehidupan
dunia dan akhirat kita.
B.
Identifikasi Masalah
Dari
uraian latar belakang diatas, maka timbulah berbagai masalah yang dapat di
identifikasikan, yaitu sebagai berikut :
1.
Apa pengertian dari iman kepada Rasul-Rasul Allah ?
2.
Bagaimana cara kita beriman kepada Rasul Allah ?
3.
Siapa saja Rasul yang wajib kita ketahui dan sejarah singkatnya ?
4.
Apa sajakah tugas para Rasul ?
5.
Apa hikmah beriman kepada Rasul Allah ?
6.
Bagaimana cara kita mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari ?
C.
Pembatasaan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah yang dikemukakan diatas,
maka penelitian ini dibatasi hanya pada pengertian,pemahaman, serta penerapan
tentang Iman Kepada Rasul-Rasul Allah di dalam kehidupan sehari-hari.
D.
Tujuan Diskusi
Diskusi
ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui apa pengertian iman kepada Rasul.
2.
Untuk mengetahui cara kita beriman kepada Rasul Allah.
3. Untuk mengetahui jumlah Rasul yang wajib kita ketahui beserta sejarah
singkatnya.
4. Untuk mengetahui tugas dari para
Rasul Allah.
5. Untuk mengetahui hikmah dari
beriman kepada Rasul Allah
6. Untuk mengetahui bagaimanakah
cara kita untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
E. Manfaat Diskusi
Hasil yang diperoleh dari diskusi ini diharapkan :
1. Kita dapat mengetahui tentang
pengertian iman kepada rasul-rasul allah.
2. Kita dapat mengetahui bagaimana
cara kita beriman kepada rasul allah.
3. Kita dapat mengetahui jumlah rasul beserta sejarah singkatnya.
4.
Kita dapat mengetahui tugas dari rasul-rasul allah.
5. Kita dapat mengetahui hikmah
dari beriman kepada Rasul Allah
6. Kita dapat mengetahui agar kita
dapat mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
F. Sistematika Penulisan
Makalah
Yang Berjudul “Iman Kepada Rasul Allah”,Yang Berisi :
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Tujuan Diskusi
E. Manfaat Diskusi
F. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Iman
B. Pengertian Rasul
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Metode Penelitian
C. Alat dan Bahan
D. Cara Kerja
BAB IV PEMBAHASAN
1. Pengertian Iman Kepada Rasul-Rasul Allah
2. Cara Beriman Kepada Rasul Allah
3. Para Rasul-Rasul Allah Beserta
Nabi-Nabi-Nya
4. Tugas Para Rasul
5. Hikmah Beriman Kepada Rasul
6. Nilai-Nilai Yang Harus
Diaplikasikan Dalam Kehidupan Sehari-Hari
BAB
V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Pengertian Iman
Pengertian iman yang tercantum di dalam Al-Qur'an ditemukan dalam kata-kata :
aamana , yu minu , ii maanan, yang merupakan hasil pemecahan dari bentuk kata
Iman.
Terjemahan umum dari kata-kata tersebut adalah:
aamana = telah / sudah ber-iman.
yu minu = sedang / akan / lagi ber-iman.
iimanan = Iman
mu minu = yang ber-iman.
Didalam memberikan definisi tentang perkataan Iman ini menurut yang ada sama dengan Percaya atau menurut Arab sama dengan : 'aqdun bil qolbi faqath. Sedangkan Iman berdasarkan Al-Qur'an, seperti dijelaskan oleh hadits yang artinya : Iman adalah tanggapan hati (proses menanggapi) kemudian dinyatakan dalam lisan (proses pernyataan diri/sika) dan menjelma kedalam seluruh laku perbuatan (proses pembuktian dalam hidup).Atau dengan kata lain Iman adalah tambatan hati yang menggema ke dalam seluruh ucapan dan laku perbuatan.
B. Pengertian Rasul
Rasul secara bahasa berasal dari kata irsal yang bermakna
membimbing atau memberi arahan. Rasul adalah orang yang mendapatkan wahyu dalam
syari’at dan diperintahkan untuk menyampaikannnya.
Rasul adalah lelaki pilihan dan yang diutus oleh Allah
dengan risalah kepada manusia. Rasul merupakan yang terbaik diantara manusia
lainnya sehingga apa yang dibawa, dikatakan dan dilakukan adalah sesutu yang
terpilih dan mulia dibandingkan dengan manusia lain.
Ciri-ciri Rasul:
1. Laki-laki yang berasal dari manusia, QS. Al Kahfi (18) : 110
2. Ma’sum terjaga dari kesalahan, QS. An Najm (53) : 2-5
3. Menjadi suri teladan, QS. Al Ahzab (33) : 21
4. Memiliki akhlaq yang mulia; shidiq, tabligh, amanah dan fathonah. QS. Al Qalam (18) : 4
5. Memiliki mu’jizat, QS. Al Qomar (54) : 1
6. Tersampaikan berita tentang kedatangannya, QS. Ash Shaff (61) : 6
7. Adanya berita kenabian, QS. Al Furqan (25) : 30
8. Hasil perbuatan seperti kader (sahabat), lingkungan dan tatanan kehidupan dan peradaban Islami, QS. Al Fath (48) : 29
1. Laki-laki yang berasal dari manusia, QS. Al Kahfi (18) : 110
2. Ma’sum terjaga dari kesalahan, QS. An Najm (53) : 2-5
3. Menjadi suri teladan, QS. Al Ahzab (33) : 21
4. Memiliki akhlaq yang mulia; shidiq, tabligh, amanah dan fathonah. QS. Al Qalam (18) : 4
5. Memiliki mu’jizat, QS. Al Qomar (54) : 1
6. Tersampaikan berita tentang kedatangannya, QS. Ash Shaff (61) : 6
7. Adanya berita kenabian, QS. Al Furqan (25) : 30
8. Hasil perbuatan seperti kader (sahabat), lingkungan dan tatanan kehidupan dan peradaban Islami, QS. Al Fath (48) : 29
BAB
III
METODOLOGI
A.
Tempat dan Waktu Diskusi
1).
Tempat Diskusi
Diskusi dilakukan di Kampung, Pintu
Air RT 03/17 desa. Citepus kec. Pl. Ratu kab. Sukabumi tepatnya di kossannya
Diang Sagita dan di Jln. Kelapa 1 Sukawayana tepatnya di rumah Agita Safitari
Putri.
2).
Waktu Diskusi
Diskusi
dilakukan pada bulan September 2010.
B. Metode Diskusi
Metode yang kami gunakan dalam
diskusi ini adalah Studi Pustaka.
C.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang kami gunakan
dalam diskusi ini, antara lain Buku dan Situs Internet.
D.
Cara Kerja
Cara kerja yang kami lakukan, adalah
dengan Mengunjungi perpustakaan dan Situs internet sebagai bahan Penunjang
Pembahasan yang kami diskusikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengertian Iman
Kepada Rasul-rasul Allah
Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari
enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada
para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah
orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. untuk menerima wahyu dari-Nya
untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi
memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Menurut
Imam Baidhawi, Rasul adalah orang yang diutus Allah swt. dengan syari’at yang
baru untuk menyeru manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus
Allah swt. untuk menetapkan (menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya.
2. Cara Beriman
Kepada Rasul Allah
Cara kita beriman kepada Rasul Allah
adalah dengan cara meneladani seluruh aspek kehidupan Rasulullah, misalnya:
A. Dalam ibadahnya;
diwujudkan dalam bentuk ketundukan dalam menjalankan dan memelihara salat
sesuai dengan tuntunan beliau. Beliau bersabda:
صَلُّوْا كَمَا رَاَيْتُمُوْنِى اُصَلِّى
Salatlah kalian
sebagaimana aku salat. (H.R. Bukhari)
B. Dalam tatacara
berpakaian yang menutup aurat, sopan, bersih dan indah, makan makanan yang
halal, bersih dan bergizi, makan tidak sampai kenyang, tidak makan kecuali
setelah dalam keadaan lapar.
C. Dalam
berkeluarga, misalnya sebagai seorang suami yang harus melindungi, mencintai
dan menyayangi keluarganya. Beliau bersabda:
حُبِّبَ اِلَيَّ مِنْ دُنْيَاكُمْ ثَلاَثٌ : اَلطِّيْبُ وَالنِّسَاءُ وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِى فِى الصَّلاَةِ (رَوَاهُ النّسَائِ)
Telah ditanamkan
padaku di dunia ini tiga perkara: rasa cinta kepada wanita, wewangian, serta
dijadikan mataku sejuk terhadap salat. (H.R. an-Nasai)
D. Sebagai pemimpin
umat, Beliau lebih mendahulukan kepentingan umatnya daripada kepentingan
pribadinya; Beliau bukan tipe manusia individualistik yang hanya memikirkan
dirinya sendiri.
E. Sebagai anggota
masyarakat, Beliau bukan manusia yang suka berdiam diri di rumah seraya
memisahkan diri dengan masyarakat sekitar, tetapi selalu berinteraksi dengan
semua lapisan masyarakat dan sering mengunjungi rumah-rumah para sahabatnya.
3. Para Rasul-Rasul
Allah Beserta Nabi-Nabi-Nya
Rasul-Rasul yang pernah diutus oleh
Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul
berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad
saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya
di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.
عَنْ أَبِى ذَر قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَمْ عِدَّةُ اْلاَنْبِيَاءِ ؟ قَالَ : مِائَةُ اَلْفٍ وَاَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ اَلْفًا اَلرُّسُلُ مِنْ ذَالِكَ ثَلاَثَةُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيْرًا (رَوَاهُ أَحْمَد)
"Dari Abu Dzar
ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau
menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang
termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad)
Berdasarkan hadis
di atas jumlah nabi dan rasul ada 124.000 orang, diantaranya ada 315 orang yang
diangkat Allah swt. menjadi rasul. Diantara 315 orang nabi dan rasul itu, ada
25 orang yang nama dan sejarahnya tercantum dalam Al Quran dan mereka inilah yang
wajib kita ketahui, yaitu:
1.) Adam AS.
bergelar Abu al-Basyar (Bapak semua manusia) atau manusia pertama yang Allah
swt. ciptakan, tanpa Bapak dan tanpa Ibu, terjadi atas perkenanNya “ Kun
Fayakun” artinya “ Jadilah ! , maka terjelmalah Adam.”Usia nabi Adam mencapai
1000 tahun.
2.) Idris AS.
adalah keturunan ke 6 dari nabi Adam. Beliau diangkat menjadi Rasul setelah
berusia 82 tahun. Dilahirkan dan dibesarkan di sebuah daerah bernama Babilonia.
Beliau berguru kepada nabi Syits AS.
3.) Nuh AS. adalah
keturunan yang ke 10 dari nabi Adam. Usianya mencapai 950 tahun. Umat beliau
yang membangkang ditenggelamkan oleh Allah swt. dalam banjir yang dahsyat.
Sedangkan beliau dan umatnya diselamatkan oleh Allah swt. karena naik bahtera
yang sudah beliau persiapkan atas petunjuk Allah swt.
4.) Hud AS. adalah
seorang rasul yang diutus kepada bangsa ‘Ad yang menempati daerah Ahqaf,
terletak diantara Yaman dan Aman (Yordania) sampai Hadramaut dan Asy-Syajar,
yang termasuk wilayah Saudi Arabia.
5.) Shaleh
AS.Beliau masih keturunan nabi Nuh AS. diutus untuk bangsa Tsamud, menempati
daerah Hadramaut, yaitu daratan yang terletak antara Yaman dan Syam (Syiria).
Kaum Tsamud sebenarnya masih keturunan kaum ‘Ad.
6.) Ibrahim AS.
putra Azar si pembuat patung berhala. Dilahirkan di Babilonia, yaitu daerah
yang terletak antara sungai Eufrat dan Tigris. Sekarang termasuk wilayah Irak.
Beliau berseteru dengan raja Namrud, sehingga beliau dibakarnya dalam api yang
sangat dahsyat, tetapi Nabi Ibrahim tidak mempan dibakar, karena diselamatkan
Allah swt. Beliau juga dikenal sebagai Abul Anbiya (bapaknya para nabi), karena
anak cucunya banyak yang menjadi nabi dan rasul. Syari’at beliau banyak
diamalkan oleh Nabi Muhammad saw. antara lain dalam ibadah haji dan Ibadah
Qurban, termasuk khitan.
7.) Luth AS. Beliau
keponakan nabi Ibrahim, dan beliau banyak belajar agama dari nabi Ibrahim.
Diutus oleh Allah swt. kepada kaum Sodom, bagian dari wilayah Yordania. Kaum
nabi Luth dihancurkan oleh Allah swt. dengan diturunkan hujan batu bercampur api
karena kedurhakaannya kepada Allah swt, terutama karena perilaku mereka yang
suka mensodomi kaum laki-laki.
8.) Ismail AS.
adalah putra nabi Ibrahim AS. bersama ayahnya membangun (merenovasi) Ka’bah
yang menjadi kiblat umat Islam. Beliau adalah seorang anak yang dikurbankan
oleh ayahnya Ibrahim, sehingga menjadi dasar pensyari’atan ibadah Qurban bagi
umat Islam.
9.) Nabi Ishak AS.
putra Nabi Ibrahim dari isterinya, Sarah. Jadi nabi Ismail dengan nabi Ishak
adalah saudara sebapak, berlainan ibu.
10). Ya’qub AS.
adalah putra Ishaq AS. Beliaulah yang menurunkan 12 keturunan yang dikenal
dalam Al Quran dengan sebutan al Asbath, diantaranya adalah nabi Yusuf yang
kelak akan menjadi raja dan rasul Allah swt.
11.) Yusuf AS putra
nabi Ya’qub AS.Beliaulah nabi yang dikisahkan dalam al Quran sebagai seorang
yang mempunyai paras yang tampan, sehingga semua wanita bisa tergila-gila
melihat ketampanannya, termasuk Zulaiha isteri seorang pembesar Mesir (bacalah
kisahnya dalam Q.S. surah yusuf).
12.) Ayyub AS. adalah putra Ish . Ish
adalah saudara kandung Nabi Ya’qub AS. berarti paman nabi Yusuf AS. Jadi nabi
Ayyub dan nabi Yusuf adalah saudara sepupu. Nabi Ayyub digambarkan dalam Al
Quran sebagai orang yang sangat sabar. Beliau diuji oleh Allah swt. dengan
penyakit kulit yang sangat dahsyat, tetapi tetap bersabar dalam beribadah
kepada Allah swt. (bacalah kembali kisahnya)
13.) Dzulkifli AS. putra nabi Ayyub AS.
Nama aslinya adalah Basyar yang diutus sesudah Ayyub, dan Allah memberi nama
Dzulkifli karena ia senantiasa melakukan ketaatan dan memeliharanya secara
berkelanjutan
14.) Syu’aib masih keturunan nabi
Ibrahim. Beliau tinggal di daerah Madyan, suatu perkampungan di daerah Mi’an
yang terletak antara syam dan hijaz dekat danau luth. Mereka adalah keturunan
Madyan ibnu Ibrahim a.s.
15.) Yunus AS adalah keturunan Ibrahim
melalui Bunyamin, saudara kandung Yusuf putra nabi Ya’qub. Beliau diutus ke
wilayah Ninive, daerah Irak. Dalam sejarahnya beliau pernah ditelan ikan hiu
selama 3 hari tiga malam didalam perutnya, kemudian diselamatkan oleh Allah
swt.
16.) Musa AS. adalah masih keturunan
nabi Ya’qub. Beliau diutus kepada Bani Israil. Beliau diberi kitab suci Taurat
oleh Allah swt.
17.) Harun AS. adalah saudara nabi Musa
AS. Yang
sama-sama berdakwah di kalangan Bani Israil di Mesir.
18.) Dawud
AS.adalah seorang panglima perang bani Israil yang diangkat menjadi nabi dan
rasul oleh Allah swt, diberikan kitab suci yaitu Zabur. Beliau punya kemampuan
melunakkan besi, suka tirakat, yaitu puasa dalam waktu yang lama. Caranya
dengan berselang-seling, sehari puasa, sehari tidak.
19.) Sulaiman AS.
adalah putra Dawud. Beliau juga terkenal sebagai seorang raja yang kaya raya
dan mampu berkomunikasi dengan binatang (bisa bahasa binatang).
20.) Ilyas AS. adalah keturunan Nabi
Harun AS. diutus kepada Bani Israil. Tepatnya di wilayah seputar sungai Yordan.
21.) Ilyasa AS. berdakwah bersama nabi
Ilyas kepada bani Israil. Meskipun umurnya tidak sama, Nabi Ilyas sudah tua,
sedangkan nabi Ilyasa masih muda. Tapi keduanya saling bahu membahu berdakwah
di kalangan Bani Israil.
22.) Zakaria AS.
seorang nabi yang dikenal sebagai pengasuh dan pembimbing Siti Maryam di Baitul
Maqdis, wanita suci yang kelak melahirkan seorang nabi, yaitu Isa AS.
23.) Yahya AS.
adalah putra Zakaria. Kelahirannya merupakan keajaiban, karena terlahir dari
seorang ibu dan ayah (nabi Zakaria) yang saat itu sudah tua renta, yang secara
lahiriyah tidak mungkin lagi bisa melahirkan seorang anak.
24.) Isa AS. adalah
seorang nabi yang lahir dari seorang wanita suci, Siti Maryam. Ia lahir atas
kehendak Allah swt, tanpa seorang bapak. Beliau diutus oleh Allah swt. kepada
umat Bani Israil dengan membawa kitab Injil. Beliaulah yang dianggap sebagai
Yesus Kristus oleh umat Kristen.
25.) Muhammad saw.
putra Abdullah, lahir dalam keadaan Yatim di tengah-tengah masyarakat Arab
jahiliyah. Beliau adalah nabi terakhir yang diberi wahyu Al Quran yang
merupakan kitab suci terakhir pula.
4. Tugas Para Rasul
Tugas pokok para rasul Allah ialah
menyampaikan wahyu yang mereka terima dari Allah swt. kepada umatnya. Tugas ini
sungguh sangat berat, tidak jarang mereka mendapatkan tantangan, penghinaan,
bahkan siksaan dari umat manusia. Karena begitu berat tugas mereka, maka Allah
swt. memberikan keistimewaan yang luar biasa yaitu berupa mukjizat.
Mukjizat ialah suatu keadaan atau kejadian luar biasa yang
dimiliki para nabi atau rasul atas izin Allah swt. untuk membuktikan kebenaran
kenabian dan kerasulannya, dan sebagai senjata untuk menghadapi musuh-musuh
yang menentang atau tidak mau menerima ajaran yang dibawakannya.
Adapun tugas para nabi dan rasul adalah sebagai berikut:
Adapun tugas para nabi dan rasul adalah sebagai berikut:
1.) Mengajarkan
aqidah tauhid, yaitu menanamkan keyakinan kepada umat manusia bahwa:
a. Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan satu-satunya dzat yang harus
disembah (tauhid ubudiyah).
b. Allah adalah maha pencipta, pencipta alam semesta dan segala isinya
serta mengurusi, mengawasi dan mengaturnya dengan sendirinya (tauhid rububiyah)
c. Allah adalah dzat yang pantas dijadikan Tuhan, sembahan manusia (tauhid
uluhiyah)
d. Allah mempunyai
sifat-sifat yang berbeda dengan makhluqNya (tauhid sifatiyah)
2.) Mengajarkan
kepada umat manusia bagaimana cara menyembah atau beribadah kepada Allah swt.
Ibadah kepada Allah swt. sudah dicontohkan dengan pasti oleh para rasul, tidak
boleh dibikin-bikin atau direkayasa. Ibadah dalam hal ini adalah ibadah mahdhah
seperti salat, puasa dan sebagainya. Menambah-nambah, merekayasa atau
menyimpang dari apa yang telah dicontohkan oleh rasul termasuk kategori
“bid’ah,” dan bid’ah adalah kesesatan.
3.) Menjelaskan
hukum-hukum dan batasan-batasan bagi umatnya, mana hal-hal yang dilarang dan
mana yang harus dikerjakan menurut perintah Allah swt.
4.) Memberikan
contoh kepada umatnya bagaimana cara menghiasi diri dengan sifat-sifat yang
utama seperti berkata benar, dapat dipercaya, menepati janji, sopan kepada
sesama, santun kepada yang lemah, dan sebagainya.
5.) Menyampaikan
kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan yang
digariskan Allah swt.
6.) Memberikan
kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang patuh dan taat kepada
perintah Allah swt. dan rasulNya bahwa mereka akan mendapatkan balasan surga,
sebagai puncak kenikmatan yang luar biasa. Sebaliknya mereka membawa kabar
derita bagi umat manusia yang berbuat zalim (aniaya) baik terhadap Allah swt,
terhadap manusia atau terhadap makhluq lain, bahwa mereka akan dibalas dengan
neraka, suatu puncak penderitaan yang tak terhingga.(Q.S. al Bayyinah: 6-8)
Tugas-tugas rasul di atas, ditegaskan secara singkat oleh nabi Muhammad saw.dalam sabdanya sebagai berikut:
Tugas-tugas rasul di atas, ditegaskan secara singkat oleh nabi Muhammad saw.dalam sabdanya sebagai berikut:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص م : إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُِتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ
(رَوَاهُ أَحْمَد بن حَنْبَل)
(رَوَاهُ أَحْمَد بن حَنْبَل)
Dari Abi Hurairah
r.a. ia berkata: Rasulullah saw. pernah bersabda: Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlaq yang mulia. (H.R. Ahmad bin Hanbal)
5. Hikmah Beriman Kepada Rasul
Beriman
kepada rasul memiliki hikmah yang sangat baik bagi kehidupan kita,baik dalam
kehidupan secara pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat.Adapun
hikmah-hikmah dengan kita beriman kepada rasul allah, antara lain :
1.) Dengan beriman kepada Rasul kita memiliki seorang
teladan yang baik. Rasul merupakan suri teladan yang baik bagi umat manusia.
2.) Dengan beriman kepada rasul allah kita mendapat
bimbingan dalam kehidupan, baik dalam kehidupan umat manusia secara pribadi,
dalam keluarga maupun dalam masyarakat luas.
3.) Dengan beriman kepada Rasul allah kita dapat
mengetahui dan mencontoh tentang cara membentuk masyarakat yang adil, makmur,
dan saling menghormati. Semua manusia pasti mengharapkan kehidupan masyarakat
yang adil, makmur, dan saling menghormati, hal ini telah dicontohkan oleh
Rasulullah saw, ketika membina masyarakat yang damai walaupun berbeda suku dan
agama.
4.) Dengan beriman kepada Rasul allah kita memiliki
petunjuk dalam rangka meraih kebahagiaan, baik ketika di dunia maupun ketika di
akhirat kelak. Manusia yang cenderung mengedepankan kekuatan akalnya maka
kehidupan setelah mati tidak mampu menjamahnya sehingga kedatangan Rasul-rasul
allah menjelaskan tentang hal tersebut.
6. Nilai-nilai Yang Harus
Diaplikasikan Dalam Kehidupan Sehari-hari
A. Istiqamah dalam menjalankan syari’at agama.
B. Tabah dan sabar dalam menghadapi musibah.
C. Selalu optimis dan tidak pernah putus asa.
D. Peduli terhadap kaum dhu’afa.
E. Selalu melaksanakan ibadah-ibadah sunah.
F. Tidak membeda-bedakan para rasul-rasul allah.
G. Meyakini isi kitab-kitab yang dibawa oleh para rasul.
H. Meyakini para rasul memiliki sifat-sifat terpuji.
I. Menjadikan rasul sebagai suri tauladan yang baik.
J. Memupuk
rasa cinta terhadap rasul.
K. Berusaha
menjadi seseorang yang memiliki sifat seperti rasul, yaitu sidik, amanah,
tablig, dan fatonah.
L. Toleransi
dalam kehidupan beragama, terhadap orang yang berbeda agama dengan kita.
M. Menyiapkan
bekal hidup untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Beriman
kepada Rasul Allah merupakan hal yang wajib dan patut diketahui oleh setiap
umat muslim di seluruh dunia. Pengertian beriman kepada rasul allah berarti
adalah kita harus mengimani atau mempercayai adanya rasul-rasul allah.
Pengertian
Rasul adalah Rasul adalah lelaki pilihan dan yang
diutus oleh Allah dengan risalah kepada manusia. Rasul merupakan yang terbaik
diantara manusia lainnya sehingga apa yang dibawa, dikatakan dan dilakukan
adalah sesutu yang terpilih dan mulia dibandingkan dengan manusia lain.
Jadi,
beriman kepada rasul-rasul allah merupakan hal yang sangat berharga dan patut
dipelajari. Karena, selain memberikan hikmah-hikmah yang sangat bermanfaat juga
memberikan pembelajaran dan teladan bagi kehidupan kita baik di dunia maupun di
akhirat. Kita sebagai manusia harus mempelajari lebih dalam, memahami lebih
luas, dan menerapkannya di dalam kehidupan kita tentang beriman kepada
rasul-rasul allah agar kita dapat menjadi yang lebih baik di setiap harinya,
dan mendapat kehidupan yang bahagia di dunia maupun di akhirat.
B. SARAN
Diskusi
mengenai pembahasan ini merupakan awal yang masih sederhana sehingga ada
beberapa hal yang disarankan, antara lain :
1.
Masyarakat harus mengetahui dan memahami mengenai pengertian iman kepada Rasul
Allah secara dalam.
2.
Pemerintah harus lebih menambah waktu jam pelajaran mengenai materi tersebut di
dalam kalangan pelajar agar mereka mampu memahami lebih dalam, luas, serta
terarah nantinya.
3.
Masyarakat Harus mampu menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, dengan
menunjukkan contoh-contoh perilaku beriman kepada Rasul-rasul allah.
4.
Kepada siswa dan siswi diharapkan mampu mempelajari tentang materi Beriman
kepada Rasul-rasul allah secara intensif dan lebih luas.
5.
Diharapkan ada peneliti yang mampu melengkapi kekurangan dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni, Dwi dkk.2010.Pendidikan Agama Islam kelas 2
SMA/MA.Surakarta:Suara Media Sejahtera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar